Kosasih Kartadiredja Wasit yang Dijuluki "Si King Kobra" di Lapangan Hijau Asal Kota Sukabumi

Jakarta - Nama besar Kosasih Kartadiredja mungkin belum banyak dikenal oleh para pecinta sepak bola di Indonesia Meski demikian, prestasinya amat mentereng.

Ia dikenal sebagai wasit yang disegani di setiap pertandingan. Bahkan Kosasih tak segan-segan mengeluarkan kebijakan saat para pemain melanggar aturan yang telah ditetapkan di lapangan.

Saking tegasnya, pria asal Subangjaya, Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat itu sempat dijuluki "The King Cobra" di lapangan hijau oleh salah satu surat kabar Singapura, bernama The Straits Times.

Dilansir dari berbagai sumber pada Jumat (17/12) berikut ulasan sosok Kosasih Kartadiredja yang melegenda.

Menjadi Wasit Berlisensi FIFA Pertama Indonesia

Dilansir dari laman revolusimental.go.id, ia sempat mengawali karir sebagai salah satu pemain sepak bola di klub regional bernama PERSSI Sukabumi tahun 1950 - 1955. Sayangnya, karena permainannya tidak berkembang, ia pun diberhentikan dan justru diarahkan sang pelatih untuk menjadi wasit.

Di masa itu, Kosasih terus melatih kemampuannya sebagai pengadil di lapangan agar tidak seperti saat ia masih berstatus pemain. Ia diketahui sempat memperoleh Lisensi C3 regional dan C1 nasional PSSI setelah pendidikan satu bulan di Jakarta pada 1965.

Melihat potensi yang mumpuni, PSSI word play here mencoba merekomendasikan Kosasih ke FIFA pada awal 1972. Akhirnya federasi sepak bola internasional itu mengeluarkan Lisensi FIFA untuk Kokasih di tahun yang sama. Adapun ia sempat dipantau selama beberapa bulan sebagai dasar penilaian.

"King Cobra" yang Mengawal Pertandingan Kelas Dunia


Mendapatkan lisensi memimpin pertandingan internasional, Kosasih sempat menjadi wasit di sejumlah ajang sepak bola internasional seperti King's Mug 1972 dan 1972 di Thailand, Quoc Khanh Mug 1973 di Vietnam, dan Head of state's Mug 1975 di Korea Selatan.

Nama Kosasih word play here terus terangkat hingga dikenal dunia. Sejak itu ia lantas dipercaya menjadi salah satu dari tiga wasit Asia yang terpilih menjadi pengadil lapangan di Piala Dunia Junior 1979 di Tokyo, Jepang.

Kosasih juga sempat dijuluki sebagai wasit "King Cobra" oleh surat kabar Singapura, The Straits Times. Hal itu karena kelincahannya mengikuti arah gerak bola, serta ketegasannya mengadili permainan yang memukau publik sepak bola Asia.

Salah satu ketegasannya ia praktikkan saat ajang Piala Dunia Junior tersebut. Di mana dipercaya memimpin pertandingan antara Spanyol U-20 dan Aljazair U-20 seperti dilansir dari Wikipedia.

Tak Segan Beri Kartu Merah ke Pemain Bintang

Dalam pertandingan bergengsi antara Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya pada 11 Desember 1973, nama Kosasih pernah menjadi pembicaraan khalayak. Ia diketahui berani memberikan kartu merah ke dua pemain bintang dari masing-masing klub saat itu, yakni Rusdy Bahalwan dan Simson Rumahpasal.

Dikutip dari YouTube Animoku Story, ia mengaku tak memperdulikan keduanya karena memang melanggar jalannya pertandingan


"Waktu itu Rudy dan Simson pernah saya beri kartu merah karena meman terjadi pelanggaran. Mereka berdua bertengkar dan manajer timnya Maulwi Saelan word play here marah" kata Kosasih.

Tolak Uang Suap Puluhan Juta dalam Bungkus Rokok


Dalam kiprahnya, Kosasih juga mengaku sangat sering bersinggungan dengan berbagai bentuk 'permainan' yang selalu ia tolak. Bahkan ia pernah ditawar suap saat pertandingan SEA Gamings tahun 1981, selain itu ditawari uang 10 ribu dolar yang dimasukkan ke dalam bungkus rokok oleh seorang pejudi bola yang memintanya memenangkan tim Malaysia ketika bertanding melawan tim Thailand.

Namun dengan integritas yang kuat, ia terus menolak mentah-mentah suap tersebut dan memilih pergi. Sekalipun ia pernah dicap bodoh karena menyia-nyiakan tawaran menggiurkan tersebut.

Tak sampai di situ, saat dirinya telah pensiun dan menjadi inspektur wasit dalam Komisi Wasit PSSI tahun 1986-1995 tawaran suap masih saja menghampirinya.

Saat itu, cukong judi bola yang bekerja sama dengan beberapa wasit existed memberikan Kosasih amplop berisi Rp5 juta dan langsung ia tolak.

Menurutnya, prinsip kejujuran merupakan yang utama dalam menjaga nama baik dan integritasnya sebagai wasit.

Meninggal Dunia

Turut diinformasikan, Kosasih sendiri lahir dari ayah bernama Mohammad Saleh Kartadiredja dan Ibu bernama Dede Rokayah. Sejak kecil hingga remaja ia menggemari permainan sepak bola. Kosasih memiliki sebanyak 7 orang anak.

Dalam rangka peringatan Hari Olahraga Nasional pada 9 September 2007, Kementerian Pemuda dan Olahraga Indonesia menganugerahi Kosasih dengan medali Adi Manggalya Krida. Pada 2012, ia terserang stroke yang membuat ia tidak dapat berjalan.

Informasi terakhir yang diperoleh Kosasih dikabarkan sudah meninggal dunia pada Rabu, 7 Juli 2021 malam di usianya yang ke-87 tahun (kelahiran 13 Agustus 1934).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pihak Militer Myanmar Tangkap 3 Jurnalis Dawei Watch

Sejarah Tanah Deli Dan Asal Mula Nama Kota Medan, Sebagai Berikut

Kisah Stasiun Radio Pemancar Pertama yang Mendunia Berada di Malabar Bandung