Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2021

Kosasih Kartadiredja Wasit yang Dijuluki "Si King Kobra" di Lapangan Hijau Asal Kota Sukabumi

Jakarta -  Nama besar Kosasih Kartadiredja mungkin belum banyak dikenal oleh para pecinta sepak bola di Indonesia Meski demikian, prestasinya amat mentereng. Ia dikenal sebagai wasit yang disegani di setiap pertandingan. Bahkan Kosasih tak segan-segan mengeluarkan kebijakan saat para pemain melanggar aturan yang telah ditetapkan di lapangan. Saking tegasnya, pria asal Subangjaya, Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat itu sempat dijuluki " The King Cobra " di lapangan hijau oleh salah satu surat kabar Singapura, bernama The Straits Times. Dilansir dari berbagai sumber pada Jumat (17/12) berikut ulasan sosok Kosasih Kartadiredja yang melegenda. Menjadi Wasit Berlisensi FIFA Pertama Indonesia Dilansir dari laman revolusimental.go.id, ia sempat mengawali karir sebagai salah satu pemain sepak bola di klub regional bernama PERSSI Sukabumi tahun 1950 - 1955. Sayangnya, karena permainannya tidak berkembang, ia pun diberhentikan dan justru diarahkan sang pelatih untuk menjadi wasit. Di ma

Kisah Detik-Detik Terakhir Pertempuran di Surabaya

Surabaya -  Surabaya sungguh tak berbentuk di awal Desember 1945. Keadaan kota porak-poranda, mayat-mayat manusia bercampur hewan bergelimpangan di mana-mana. Bau mesiu tercium menyengat bersanding dengan bau busuk dan scent asap gedung-gedung terbakar. Di bawah langit yang berwarna kelabu kemerah-merahan, pasukan infanteri Inggris bergerak lambat. Mereka tak berani gegabah lagi untuk melangkahkan kaki. "Pasukan Indonesia hanya bisa diusir dari Surabaya setelah pengeboman artileri dan penembakan meriam dari kapal perang secara besar-besaran ...," ungkap Mayor R.B. Houston dari Batalyon Gurkha Rifles ke-10 dalam What Happened in Java ; Background of the 23rd Department. Sebagian besar pasukan Indonesia memang sudah mundur ke batas kota. Namun demikian situasi keamanan di kota tersebut belum sepenuhnya pulih. Menurut Moekajat, pasukan Indonesia mundur dengan masih meninggalkan para penembak runduk (sniper) di balik gedung-gedung yang sudah hancur. "Banyak serdadu Inggris y