Cerita Dari Pekerja Pembakar Mayat Covid-19 di India, "Kondisi Merasa Seperti Burung Pemakan Bangkai"
Jakarta - Deen Dayal Verma tidak pernah membakar mayat sebanyak tahun ini. Duduk di bawah naungan atap sperm di sebuah krematorium di kota Barabanki, pria 55 tahun yang menjadi pekerja krematorium selama enam tahun terakhir, berkata dengan senyum masam: "Sebenarnya, tidak ada mayat yang datang hari ini. Apakah Covid-19 sudah berakhir atau mayatnya dibawa ke krematorium lain?" Di India, makna religius pembakaran mayat untuk menghormati orang yang meninggal ditinggalkan ketika mayat menumpuk selama gelombang kedua Covid-19 yang mematikan. Saat Deen Dayal menunggu pekerjaan datang, dia mengisap bidi (cerutu mini yang diisi dengan serpihan tembakau dan dibungkus dengan daun tendu yang diikat dengan tali). "Saya belum menghitung jenazah, tetapi pada bulan April dan Mei, saya bekerja dari jam 5 pagi hingga tengah malam setiap hari. Saya pikir saya membakar lebih dari 100 tumpukan kayu bakar di bulan April saja. Tidak ada habisnya mayat yang datang ke krematorium ini," j